Perjalanan Menikmati Seni dengan Berfilsafat


Febrian Alfauzi

202246500914
RL

 1. Puisi Malam Karya Yoyok Siswoyo 

 


















Lukisan-lukisan Yoyok bergenre abstrak. Karya-karyanya didominasi warna-warna cerah dengan timpaan-timpaan warna dan garis yang memunculkan abstraksi tertentu. Ada upaya untuk menyusun timpaan warna yang seolah-olah ingin membentuk sesuatu, namun objek yang ditawarkan tidak berbentuk. Sehingga mengarahkan persepsi atas pemaknaan di luar simbol.

Di beberapa bagian karyanya, Yoyok seolah merusak dimensi yang telah dibentuk dengan timpaan yang menggunakan warna lain. Karya Yoyok seolah-olah dilandasi kompleksitas emosional dalam bagian-bagian yang kontradiktif. Seolah banyak rasa yang ditumpahkan dalam penciptaan satu karya saja.

2. Toleransi Karya A.T. Sitompul


Tompul begitu panggilan kesayangan seniman asal Pematang Siantar ini, menggeluti dunia seni rupa grafis yakni Optical art. Seni grafis di Indonesia sendiri bagi para pengamat maupun kolektor seni dianggap seni yang terpinggirkan. Seni grafis dianggap kelas dua atau jenis seni rupa yang terus mengalami persoalan, kebangkrutan dan bahkan dianggap sekarat di Indonesia. Dianggap demikian karena seni grafis tak kunjung menyelesaikan persoalan ‘keabadian’ media karena dicetak di kertas, atau media yang sudah populer atau akrab dengan mesin, serta direproduksi secara ganda.

Optical art sendiri merupakan sebuah seni rupa (cetak) yang menonjolkan pada dimensi visual, memberi kesan mempermainkan mata. Dengan gaya yang diciptakan dari seni ini yang berwujud keterpaduan garis, dan bisa ditambah dengan warna yang akan menimbulkan sensasi lain. Optical art memiliki tujuan sebagai pencipta dan menggambarkan fenomena visual ilusi optis. Yang paling utama dalam seni ini adalah efek permainan mata atau ilusi gerak yang memperdaya optik.

3. Karya Adi Gunawan


Karya Adi Gunawan menjadi salah satu dari 38 seniman yang berpamer dalam tajuk Intention, Please! di Edwins Gallery Kemang Jakarta. Pa­meran seni rupa itu dihelat pada 12-24 Maret 2019.
Tajuk itu rupanya mewakili ide yang diusung pada pameran tersebut. Intensi bisa dimaknai sebagai maksud ataupun tujuan. Tema itu dirasa tepat untuk diungkap di tengah kecenderungan seni rupa yang kini beraroma serbablur. Tidak ada lagi pakem tertentu yang harus diikuti seorang seniman. Pematung tidak harus memakai pendekatan seni patung dalam berkarya, begitu pula pelukis ataupun perupa. Semua bisa melintasi pakem yang dahulunya dianggap sebagai benteng kukuh yang memisahkan antardisiplin seni.

4. Launch Karya Hannah Shin


Hannah Shin memiliki teknis khusus dengan menggunakan kedua tangannya untuk menyeka cat. Ia juga mengungkapkan memakai latar belakang 'putih' yang berdampingan dengan warna hitam tebal. Namun, teknik Hannah tersebut dinilai mampu menunjukkan hubungan intim dan interaksi dengan lukisannya.

Gaya lukisannya pun dikenal dengan ekspresionis abstrak. Sebelum kuliah seni rupa, Hanna lulus diploma di The British International School pada 2008-2010.

5. Mesin Karya Galam Zulkifli


Galam Zulkifli lahir di Sumbawa, 14 Januari 1971. Ia menempuh pendidikan seni rupa di IKIP, Yogyakarta. Karyanya pernah terpilih sebagai salah satu dari 5 karya terbaik dalam kompetisi Indonesian Art Awrads, 1998. Yang terbaru, lukisannya yang berjudul Teater Pembebasan (2003) terpilih menjadi salah satu karya yang mewakili Indonesia dalam ajang ASEAN Art Awards 2004.

Karya lukis Galam sendiri lebih banyak bercerita tentang realita dalam kehidupan yang dipadatkan dalam satu harmoni. Galam menemukan sebuah keasyikan dalam mengapresiasikan sebuah kritik sosial. Semua karya lukis yang dihasilkan Galam dianggap memiliki nilai sama, tidak ada yang paling masterpiece ataupun paling buruk.

DOKUMENTASI :










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bintang Bayern Curiga Ada yang Aneh dengan Messi dalam Tragedi 8-2

Menjelajah : Apa Kaitan Seni Dengan Diri Sendiri?